Sayang tiada pernah Aku lelah. Pada kenyataan yang sering bikin hela nafas. Karenamu, karena Engkau bagiku adalah rumah. Tempatku pulang dari segala aktifitas . Dan betapa, kembali Aku takjub pada Cinta kita ini. Hujan yang kutunggu, luruh bersamaan denganmu. Ingatan yang hadir mengembalikan Kau ke tubuh ini. Yang hanya paham satu cara
AD Andy D. 30 Desember 2021 23:30. Perhatikan penggalan puisi di bawah ini! . Aku lalai di pagi hari Beta lengah dimasa muda Kini hidup meracun hati Miskin ilmu miskin harta . (Menyesal, Karya Chairil Anwar) Makna penggalan puisi di atas adalah answer choices orang yang tak punya ilmu dan harta karena menyia-nyiakan waktu muda
Danmalam ini setelah tujuh tahun berlalu, Ramon hadir dan membacakan puisi itu. Puisi yang pernah dibacakan Alifah di acara perpisahan sekolah sebelum Ramon menghilang. Alifah tak mungkin salah. Itu Ramon yang telah membawa pergi hatinya. Dan malam ini, hatinya seolah di remas. Sakit sekali. Apalagi saat melihat senyum semringah di wajah
AyOd9R. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga memiliki banyak fungsi. Antara lain fungsi edukasi, ekonomi, dan sosial. Di dalam keluarga, hendaknya kita mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman. Puisi keluarga dalam puisi yang menceritakan tentang kehidupan di keluarga. Contohnya tentang kasih sayang keluarga, perjuangan Ayah, pengorbanan ibu, dan itu sendiri merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan secara imajinatif kemudian disusun dengan memperhatikan struktur fisik maupun ini merupakan contoh puisi keluarga untuk anak-anak. Puisi keluarga PendekDi bawah ini merupakan contoh puisi keluarga yang singkat atau IbukuIbuku selalu bangun pagiIbuku rajin sekaliMenyiapkan sarapan pagiAgar kami siap aktivitasIbuku sangat penyayangMarahnya jarang-jarangSelalu bercerita yang indahAgar aku bahagia2. AyahkuWahai ayahJasamu tak terkiraSelalu mencari nafkahUntuk kami semuanyaPengorbananmu tak akan sia-siaAku berjanji selalu berbaktiDan membuatmu merasa bangga3. AdikOh adikku sayangApa yang membuatmu bersedih?Hapuslah air matamuMarilah kita bersenang-senangMarilah kita bergembiraBermain bersama-samaBersedih itu tiada gunanyaHanya akan membuat kita sengsaraPuisi keluarga 3 baitBait adalah bagian dari teks berirama berupa puisi atau lirik yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan puisi bisa terdiri dari beberapa bawah ini merupakan puisi keluarga yang terdiri dari 3 Pelita HidupkuIbuEngkau adalah pelita hidupkuYang menerangi jalan kehidupanDengan untaian nasehat-nasehatmuKau hangatkan hatiDengan beribu-ribu cinta kasihKesabaranmu mengubahkuKetabahanmu menggugahkuKau hancurkan dirikuMenuju tempat kebahagiaanDi sana pula aku berlabuhMenggapai cita-cita5. Puisi "Keluarga"Keluarga adalah sebuah istanaYang dibangun dari cintaDikuatkan dengan pengorbananIndahnya tak terlukiskanKisahnya menjadi kenanganKemanapun aku pergiKeluarga adalah tempat kembaliDisana ada duka laraNamun terobati dengan sukacitaDisana ada kesedihanNamun diganti dengan kebahagiaan6. AyahKetika hari masih pagiEngkau sudah bersiap pergiWalau mungkin badanmu letihNamun engkau tak peduliDemi anak-anakmuKau bekerja tanpa jemuTak peduli letih dan lelahKau bekerja mencari nafkahJika besar nantiAku ingin membantumuAgar Ayah tak kesusahanBekerja penuh penderitaanPuisi tema keluarga 4 baitKita telah membuat puisi tentang ayah, ibu, adik, kakak, dan dan tentang keluarga. Sekarang kita akan membuat puisi bertema keluarga yang terdiri dari 4 Puisi kakakKakak…Aku bahagia bersamamuEngkau selalu membantukuMengerjakan tugas yang tak ku mengertiEngkaulah teman sejatiSahabat paling dekatTempat aku berbagiEntah suka maupun dukaAlangkah indahnya persaudaraanHidup tak sebatang karaInilah nikmat dari TuhanYang senantiasa harus kujagaGelap malam untuk sinar sang rembulanpanas untuk membakar kembangSeorang kakak adalah penghiasPengusir gulita di malam kelamPuisi keluarga 5 baitPuisi keluarga 5 bait dalam puisi yang terdiri dari 5 bait. Berikut ini contoh puisi tentang keluarga dengan baik berjumlah Puisi IbuIbuNamamu terukir selaluIndah didalam hatikuKu doakan sepanjang waktuSosokmu yang mulai rapuhDahulu adalah pejuang tangguhTak pernah mengeluhDemi membesarkan anak-anakmuKau tetap sabarKau tetap tersenyumKau tetap tabahMengarungi kehidupanHanya satu cita-citakuAku ingin membahagiakan ibuTak ingin kulihat sedih di matamuNamun senyuman dari kebahagiaanSetiap malam aku berdoaMoga-moga suatu hari nantiBisa tercapai cita-citaMemberimu seberkas bahagiaPuisi Kehangatan keluargaBerikut ini merupakan puisi tentang kehangatan. Yaitu tentang cinta kasih di antara sesama anggota KeluargakuKeluargakuPenuh kehangatanSaling menyayangi satu sama lainSaling membantu saat kesusahanAdikku selalu mengertiKakakku selalu pahamBagaimana menjaga persaudaraanYang dipenuhi dengan keharmonisanMenemani sepanjang jalanMaka hati ini tak merasa sendiriSelalu ada keluargaYang datang untuk membela10. JanganKau tak pernah sendiriSelalu ada diriku yang menemaniJangan pernah bersedihBukankah kita saudara?Jangan pernah putus asaMenatap masa depan di sanaTugas kita hanyalah berusahaBukankah ada saudara yang siap membantu?Jangan pernah ingin pergiMeninggalkan keluarga iniDisini kita menemukan bahagiaBukankah keluarga penuh cinta dan kasih?11. RinduMata ini ingin terpejamNamun hati tiada diamPikiran melayang layangTerkenang keluarga di kampungIngin rasanya berjumpaMenumpahkan kerinduan di dadaNamun apalah dayaDi kota ini aku harus bekerjaSemoga di sana baik-baik sajaSemoga di sana juga rindu padakuSuatu hari kelak pasti berjumpaUntuk mengobati rasa rindu12. Keluarga KecilDi rumah lah aku temukanButir-butir kebahagiaanDari seorang ayah yang yang penyabarMenjadi Ibu yang penyayangKeluarga kecilku bahagiaDi rumah penuh dengan tawaHidup penuh rasa bahagiaJauh dari duka laraKepada Tuhan kami bersyukurMenjauhi segala kufurBeribadah setiap hariSebagai tanda hamba yang berbaktiTuhan pula yang berikanApapun dari kebahagiaanMaka jangan kita melupakanSegala anugerah dari Tuhan13. DoakuBila boleh aku memintaIngin Aku minta sebuah keluargaYang saling menyayangiMembantuBersatuBetapa iri aku lihatTemanku yang berkeluargaAyahnya yang bertanggung jawabKata ibunya yang penyayangAlangkah bahagianya hatiJika ayahku selalu di siniMelihat ku tumbuh dan berkembangBerhias dengan kasih sayangdalam bagaikan lautan14. Sebatang KaraSedihnya hidup sebatang karaIbu telah pergi ayah tiadaTercampak diriku disiniDi sudut hidup, gelap dan sunyiTidakkah engkau sayangTidakkah engkau ingat padaku ibu?Sekedar menyeka air matakuAtau menyelimuti saat aku tidurMengusir dingin dari tubuh kuDan mengusir dingin dari hati kuPulang lah wahai ayah dan ibuTemui TerimakasihTerima kasih wahai ayahTerima kasih wahai ibuKau tak pernah lelahMendidik dan membesarkan kuDulu aku tak mengertiMengapa kau terlalu kerasMendidik dan membiasakan kuBerakhlak baik bertutur muliaSetelah dewasa baru aku mengertiBetapa berharganya pendidikanKini aku berada di masa depanDipenuhi cahaya Gilang gemilang16. Jangan bersedihTolong jangan bersedihAku pergi tak selamanyaHanya menempuh pendidikanWalau jauh di lain kotaBukankah aku harus mandiriMenjadi anak berambisi tinggiDemi meraih cita-cita muliaMenjadikan ayah ibu bangga17. Doa untuk ibuSemoga Tuhan yang maha kuasaMengampuni segenap dosaMenyayangimu senantiasaMemberkahimu selama-lamanyaTerima kasih atas segala usahaMengantarkanku meraih cita-citaSungguh jasamu tiada taraTak mungkin aku bisa membalasnyaAku selalu berdoaSemoga engkau berbahagiaMendapatkan rahmat dari yang kuasaMasuk menjadi ahli surga18. Hujan KenanganSetiap hujan tibaAku senantiasa merasaSebuah kenangan yang indahBersama mu wahai IbundaKenangan indah di waktu kecilSaat turun hujan deras deras nyaLalu engkau membuatkan kudapanSeraya bercerita tentang dongeng si kancilAlangkah nikmatnya hidup iniMerasakan kasih sayang seorang ibuRasanya ingin aku kembaliKe masa-masa indah dahuluPuisi sedih tentang keluargaKesedihan di keluarga bisa terjadi karena berbagai hal. Misalnya kepergian Ayah atau Ibu. Meninggalnya mereka berdua. Atau karena keluarga yang tak mengakibatkan kepiluan hidup. Sehingga hati ini terasa perih dan sedih. Ada duka yang mencekam. Ada pilu yang tak Ke mana?Kemana harus aku mencariSeorang penggantiBila ayah pergi?Ke mana aku harus mencariSeorang ibu yang pengasihBila Ibu tak lagi peduli?Mengapa setiap hariHarus ada pertengkaranBukankah keluarga adalah gerbangMenuju pintu kebahagiaan?Apakah diriku yang tak mengertiTentang hakikat kehidupan iniAtaukah aku yang mudah bersedihAtas ujian yang menimpa Hanya ibuHanya ibu yang membesarkankuTanpa Ayah seperti dirimuHanya ibu yang menemanikuDialah segalanya bagikuIbu bekerja mencari makanBekerja untuk membeli pakaianBekerja agar aku bisa sekolahIbu tak pernah memperdulikanBetapa banyak rintanganNamun demi dirikuIbu menjalani segalanyaWahai ayahkuDimanapun engkau beradaAku hanya ingin memberitahuBahwa Ibu adalah wanita yang paling tangguhAku hanya ingin mengatakanBahwa Ibu berhati muliaBertekad bagaikan bajaBerjuang tak pernah lelahMempertaruhkan dirinyaWahai ayahJangan pernah menyakiti ibuSebab hatikupun akan sakitJika engkau menyakitinya21. Indahnya persaudaraanAlangkah nestapaSebuah jiwaYang tak kenal saudaraAlangkah piluHati yang membatuMemaafkan kesalahanPersaudaraan bagaikan cahayaYang menghangatkan hatimuPersaudaraan bagaikan gerimisYang menyejukkan tanah gersangMarilah kita seiring sejalanMenikmati canda dan tawaDendam di hati usah disimpanHanya membakar hati yang luka22. CahayaDialah cahaya cintaMenerobos dari sela-selaMengusir gelap gulitaAku hanya bisa mengharapkanBahwa keluarga itu kutemukanKembali bersatu seperti dahuluApakah hanya dirikuYang merindukan derai-derai keindahanApapun yang terjadiAku masih bisa bersimpuhBerdoa kepada rabbul IzzatiTak ingin pula aku bersedih
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kamu yang keluhannya tidak didengar orang lain, Adalah kamu yang sudah merasakan patah berkali-kali 🙂 Kamu yang saat ini bisa berdiri tegak Setelah menangis sepanjang malam 🥺Adalah kamu yang sudah merasakan perih berkali kaliTidak mudah tumbang adalah dirimu yang sekarang 💖Orang lain tak perlu tahu seberapa berat perjuanganmu 😅 Untuk hidup yang lebih baik suatu hari nantiKamu orang hebat!! Dan kamu harus tahu,Bahwa kamu berhak untuk bahagia 🥺💖June, 2023 Lihat Puisi Selengkapnya
Makassar - Puisi Hari Ibu bisa menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa sayang dari seorang anak kepada ibunya. Mengungkapkan rasa sayang kepada Ibu melalui puisi bisa menjadi cara yang cukup berkesan untuk memperingati momen Hari Ibu merupakan bentuk perayaan untuk mengingat pentingnya peranan seorang Ibu. Momen spesial ini diperingati pada tanggal 22 Desember setiap untuk memperingati peran ibu, Hari Ibu juga merupakan bentuk upaya bangsa Indonesia untuk mengenang perjuangan perempuan Indonesia yang berperan penting dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Mengingat pentingnya peran seorang ibu, tentunya peringatan Hari Ibu sangat sayang jika dilewatkan. Peringatan Hari Ibu ini bisa menjadi momentum bagi seorang anak untuk menyampaikan terima kasih dan menunjukkan kasih sayangnya kepada merayakan Hari Ibu, ada berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti memberikan hadiah, membuat masakan spesial, atau memberikan berbagai perlakukan khusus lainnya. Saat memberikan hadiah kepada sang ibu, jangan lupa menyelipkan puisi Hari Ibu sebagai bentuk ungkapan ini kumpulan puisi Hari Ibu berkesan dan menyentuh hati yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumberSajak Ibunda - oleh WS RendraMengenangkan ibu adalah mengenangkan adalah makanan adalah Ibu adalah pelengkap sempurnakenduri besar adalah langit senja hari yang telah merampungkan menjadi gema dari bisikan hati ibu, aku melihat janji baik suara ibu, aku percaya akan kebaikan foto ibu, aku mewarisi naluri kejadian alam dengan kamu, saudara-saudaraku, aku pun ingat kamu juga punya jabat tanganmu,aku peluk kamu di dalam tidak ingin saling menyakitkan hati,agar kita tidak saling menghina ibu kita masing-masingyang selalu, bagai bumi, air dan langit,membela kita dengan juga punya ibu. Pembunuh punya pula koruptor, tiran, fasis,wartawan amplop, anggota parlemen yang dibeli,mereka pun punya manakah ibu mereka?Apakah ibu mereka bukan merpati di langit jiwa?Apakah ibu mereka bukan pintu kepada alam?Apakah sang anak akan berkata kepada ibunya"Ibu aku telah menjadi antek modal asing;yang memproduksi barang-barang yang tidak mengatasi kemelaratan rakyat,lalu aku membeli gunung negara dengan harga murah,sementara orang desa yang tanpa tanah jumlahnya aku lalu, ibu, untukmu aku beli juga gunungbakal kuburanmu nanti."Tidak. Ini bukan kalimat anak kepada lalu bagaimana sang anak akan menerangkan kepada ibunyatentang kedudukannya sebagai tiran, koruptor, hama hutan, dan tikus sawah?Apakah sang tiran akan menyebut dirinya sebagai pemimpin revolusi?Koruptor dan antek modal asing akan menamakan dirinya sebagai pahlawan pembangunan?Dan hama hutan serta tikus sawah akan menganggap dirinya sebagai petani teladan?Tetapi lalu bagaimana sinar pandang mata ibunya?Mungkinkah seorang ibu akan berkata"Nak, jangan lupa bawa dadamu terhadap hawa wartawan memerlukan kekuatan ya, kalau nanti dapat amplop,tolong belikan aku udang goreng."Ibu, kini aku makin mengerti adalah tugu kehidupanku,yang tidak dibikin-bikin dan hambar seperti Monas dan Taman adalah Indonesia adalah hujan yang dilihat di adalah hutan di sekitar adalah teratai kedamaian adalah kidung rakyat adalah kiblat nurani di dalam - oleh Chairil AnwarPernah aku ditegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandaiIbu...Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya aku degilPernah aku menangisKatanya aku lemahIbu...Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatdan bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada TuhanNamun...Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu...Ibu...Aku sayang padamu...Tuhanku....Aku bermohon pada-MuSejahterakanlah diaSelamanya...Jendela - oleh Joko PinurboDi jendela tercinta ia duduk-dudukbersama anaknya yang sedang beranjak ayun-ayunkan kaki, berbincang, bernyanyidan setiap mereka ayunkan kakitubuh kenangan serasa bergoyang ke kanan dan memandang takjub ke seberang,melihat bulan menggelinding di gigir tebing,meluncur ke jeram sungai yang dalam, byuuurrr....Sesaat mereka malam mencengkeram bahu."Rasanya pernah kudengar suara byuuurrrdalam tidurmu yang pasrah, Bu.""Pasti hatimulah yang tercebur ke jeram hatiku,"timpal si ibu sembari memungut sehelai anginyang terselip di leher rumah itu mereka tinggal dengan waktu. Berempat dengan dengan televisi. Bersendiri dengan puisi."Suatu hari aku dan Ibu pasti tak bisa bersama.""Tapi kita tak akan pernah berpisah, bukan?Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma."Selepas tengah malam mereka pulang ke ranjangdan membiarkan jendela tetap tahu bulan akan melompat ke dalam,menerangi tidur mereka yang bersahajaseperti doa yang tak banyak - oleh Sapardi Djoko DamonoIbu masih tinggal di kampung itu, ia sudah tua. Ia adalah perempuan yang menjadi korban mimpi-mimpi ayahku. Ayah sudah meninggal, ia dikuburkan di sebuah makam tua di kampung itu juga, beberapa langkah saja dari rumah kami. Dulu Ibu sering pergi sendirian ke makam, menyapu sampah, dan kadang-kadang, menebarkan beberapa kuntum bunga. "Ayahmu bukan pemimpi," katanya yakin meskipun tidak berapi-api, "ia tahu benar apa yang terjadi."Kini di makam itu sudah berdiri sebuah sekolah, Ayah digusur ke sebuah makam agak jauh di sebelah utara kota. Kalau aku kebetulan pulang, Ibu suka mengingatkanku untuk menengok makam ayah, mengirim doa. Ibu sudah tua, tentu lebih mudah mengirim doa dari rumah saja. "Ayahmu dulu sangat sayang padamu, meskipun kau mungkin tak pernah mempercayai segala yang dikatakannya."Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, sambil menengok ke luar jendela pesawat udara, sering kubayangkan Ibu berada di antara mega-mega. Aku berpikir, Ibu sebenarnya lebih pantas tinggal di sana, di antara bidadari-bidadari kecil yang dengan ringan terbang dari mega ke mega - dan tidak mondar-mandir dari dapur ke tempat tidur, memberi makan dan menyusui anak-anaknya. "Sungguh, dulu ayahmu sangat sayang padamu," kata Ibu selalu, "meskipun sering dikatakannya bahwa ia tak pernah bisa memahami igauan-igauanmu."Ibu - oleh Kahlil GibranIbu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihanPemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahanDialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunanManusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkatdan menjaganya tanpa hentiSegala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok IbuMatahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya denganpancaran panasnyaMatahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai mataharimeminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungaiDan bumi adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bungan menjadi ibu yang baikbagi buah-buahan dan biji-bijianIbu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuhdengan keindahan dan cintaSaatku Menutup Mata - oleh Fahmi MohdSaat ku menutup mata bundaAku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh airSaat ku menutup mata bundaAku tak ingin hati itu seakan tergoresSaat ku menutup mata bundaAku ingin bibir itu tersenyumAku tidak ingin engkau terlukaBundaMungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimuTapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskankuBundaAku hanya ingin engkau merelakankuDan mengantarkan aku pulang ke rumahku dengan senyumSaat ku menutup mata bundaAku ingin kau tau bahwakuMenyayangimuBahwa akuMencintaimuAku bahagia bisa jadi anakmuIbu - oleh Mustofa BisriKaulah gua teduhTempatku bertapa bersamamuSekian lamaKaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasaKaulah bumi yang tergelar lembut bagikumelepas lelah dan nestapaGunung yang menjaga mimpiku siang dan malamMata air yang tak berhenti mengalir membasahi dahagakuTelaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonkuKaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalanankumencari jejak sorga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksiibuku telah melaksanakan amanat-Mumenyampaikan kasih sayang-MuMaka kasihilah ibukuseperti Kau mengasihi kekasih-kekasih-MuAminJasa Seorang Ibu - oleh PatmaIbu...kau membingbingku selama satu tahunkau begitu baik padaku walaupun aku suka marah-marahIbu....kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru yang lainibu...kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopanIbu...kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan akukarena aku cuma kesal karna aku selalu diejekIbu...kalau aku kembali sedih kau menghibur akukalau aku kembali kesal kau menghiburkuIbu...terimakasih atas jasa-jasamu jikalau akumasih sempat bertemu bersama dengan ibuaku amat inginkan memeluk ibuBidadari Dunia - oleh Faris DNAdalah insan yang diidamkan kaum lawanAdalah insan yang dihormati kaum alimAdalah insan yang dirindui kaum bercahayaTanpanya...Kau takkan mudah meraih yang kau pintaKau takkan mudah tangguh dalam berjuangKau kan mudah merasa lelahIngin sekali ku indahkan namanyaIngin sekali u indahkan derajatnyaIngin sekali ku persembahkan hadiah untuknyaNamun apa daya, aku hanya seorang lemahCintanya menghapus semua dukaCintanya menghapus semua lelahCintanya membunuh semua kalahCintanya membuat diriku perkasaDia...Akankah kucapai apa yang diimpikan?Akankah kubahagiakan dengan hatinya?Apakah aku akan terdiam dengan lemah?Tidak! sekali lagi tidak! karena ku yakinKu dapat menaikkan derajatnyaKu dapat menarik kedua tepi bibirnya dengan hati lapangKu dapat membawanya ke SurgaNamun, siapakah dia?Mengapa dia sungguh digila-gilakan?Biar kuperindahBiar kucamkanBiarlah kuucapkanDialah... Bidadari duniaMuara Kasih - oleh Ida Ayu Sri WidiyartiniKaulah muara kasihku..Tempat ku berkeluh kesah, mencurahkan isi hatikuKau tempatku mengadu tatkala aku ketakutanKau bak sutra yang indah nan lembutMembelaiku penuh cinta dan kasihKaulah pahlawan ku..Menjagaku tanpa letih hingga ku terlelapLindungi aku tanpa henti entah siang ataupun malamBersamamu aku merasa damaiKau dekap aku dengan ketulusanMemelukku dengan sinar kasihmuMembalut luka dan ketakutankuTak ada tempat sebaikmu..Tiada makhluk semulia hatimuKau takkan terganti meski waktu berhenti berputarTakkan pula luntur meski waktu dimakan zamanKaulah muara kasih terindah..Cinta kasihmu takkan lekang oleh waktuMeski bibirku tak mampu berucapPercayalah Bunda..Sarangheo, aku menyayangimu selaluSekarang, esok dan selamanyaTangisan Air Mata Bunda - oleh Monika SebentinaDalam senyummu kau sembunyikan lelahmuDerita siang dan malam menimpamutak sedetik pun menghentikan caramuUntuk bisa memberi harapan baru bagikuSeonggok cacian selalu menghampirimusecerah hinaan tak perduli bagimuselalu kau teruskan cara untuk masa depankumencari harapan baru kembali bagi anakmuBukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesankubukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesankubukan juga sebatang perunggu di dalam kemenangankutapi permohonan hatimu membahagiakan akuDan yang selalu kau berkata terhadapkuAku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmuaku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati kuKehebatanmu Ibu - oleh Rifka Nurul AuliaKetika ku tak bisa berjalanKetika ku tidak bisa berbicaraManusia pertama kali yang menemanimu adalah ibuYang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susahKetika anda mulai membesarKau bisa sadar hidupBetapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmuKeringat bercucuran mulai jatuhDan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani IbuDan ayahmu berkata "Yang kuat "Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normalMasih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normalTapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normalSebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolongMaka,Kita perlu berterima kasih ke Ibu sebab 9 bulan dia mengandungTiada lelah yang dirasakannyaMaka saat ini kita perlu balas budi kepada ibuIbu I love youYou are my everythingbecause you're forever in my heart you Allah and Thanks MotherSelamanya kau selalu di hatikuUntuk Ibuku Tercinta - oleh Agus SuarsonoKuingin,Menghirup hawa yang kau tempatmu tempatmu terlelap di atas cuma inginkan selalu waktuku...Surat untuk Ibu - oleh Joko PinurboAkhir tahun ini saya tak bisa pulang, lagi sibuk demo memperjuangkan nasib sayayang keliru. Nantilah, jika pekerjaan demosudah kelar, saya sempatkan pulang ya, Ibu masih ingat Bambang, 'kan?Itu teman sekolah saya yang dulu sering numpangmakan dan tidur di rumah kita. Saya baru sajabentrok dengannya gara-gara urusan politikdan uang. Beginilah Jakarta, Bu, bisa mengubahkawan menjadi lawan, lawan menjadi Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakityang menyayangi Ibu. Jangan khawatirkankeadaan saya. Saya akan normal-normal beberapa kali saya mencoba meralatnasib saya dan syukurlah saya masih dinaungikewarasan. Kalaupun saya dilanda sakitatau bingung, saya tak akan memberi tahu Natal, Bu. Semoga hatimu yang merduberdentang nyaring dan malam damaimudiberkati hujan. Sungkem buat Bapak di Akan Terganti - oleh Nurhalimah LubisKetika kupandang lekat terhadap sudut matamuTersimpan derita yang begitu mendalamAku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita anakmuAir mata yang telah kita lakukanIbuKamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi nomer satuNamun seringkali kita melawan dan melalaikan perintahmuKami selalu membuatmu bersedihMulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air matamu...dan menggantinya bersama dengan canda dan tawaTerima kasih IbuKau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita anakmuTujuan Kita Satu Ibu - oleh Wiji ThukulKutundukkan kepalaku,bersama rakyatmu yang berkabungbagimu yang bertahan di hutandan terbunuh di gunungdi timur sanadi hati rakyatmu,tersebut namamu selaludi hatikuaku penyair mendirikan tugumeneruskan pekik salammu"a luta continua."Kutundukkan kepalakukepadamu kawan yang dijebloskanke penjara negarahormatku untuk kaliansangat dalamkarena kalian lolos dan lulus ujianujian pertama yang mengguncangkanKutundukkan kepalakukepadamu ibu-buhukum yang bisutelah merampas hak anakmuTapi bukan hanya anakmu ibuyang diburu dianiaya difitnahdan diadili di pengadilan yang tidak adil inikarena itu aku pun anakmukarena aku ditindassama seperti anakmuKita tidak sendiriankita satu jalantujuan kita satu ibupembebasan!Kutundukkan kepalakukepada semua kalian para korbansebab hanya kepadamu kepalaku tundukKepada penindastak pernah aku membungkukaku selalu Air Mata - oleh Hanim FatmawatiSetetes air mata seorang ibugejolak hati yang seakan akan ingin menjeritair mata terus mengalirmembasahi kedua pipinyayang sangat lembutDimalam yang sunyi gelap guritakedinginan yang merada ditubuhnyahati yang terluka terhanyut dalam kesedihanseorang ibu terusmeneteskan air matadan ia mulai bertanyakepada seorang anakia mulai mengucapkankata kata dengan lisanmulutnya seakan akan ingin marahpenderitaan yang dirasakanIa mulai berbaringdan meneteskan air mataapa yang ia rasakandan mulai merenung dan diamtanpa kata kataSajak Ibu - oleh Wiji ThukulIbu pernah mengusirku minggat dari rumahTetapi menangis ketika aku susahIbu tak bisa memejamkan mataBila adikku tak bisa tidur karena laparIbu akan marah besarBila kami merebut jatah makanyang bukan hak kamiIbuku memberi pelajaran keadilandengan kasih sayangKetabahan ibukumengubah rasa sayur murahjadi sedapIbu menangis ketika aku mendapat susahIbu menangis ketika aku bahagiaIbu menangis ketika adikku mencuri sepedaIbu menangis ketika adikku keluar penjaraIbu adalah hati yang rela menerimaSelalu disakiti oleh anak-anaknyaPenuh maaf dan ampunKasih sayang ibuadalah kilau sinar kegaiban tuhanmembangkitkan haru insanDengan kebajikanibu mengenalkan aku kepada TuhanBunga - oleh ErviandaniAku pilih mati !Jika bunga tetap menangisKarena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwakuAku pilih mati !Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatasKala itu menghendaki aku bunuh sang waktuAku pilih mati !Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayapBagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknyaAku marah !Jika keasingan merengut senyum bungaSangat teriris...Aku tak pilih mati !Sinar doa-doanya selimuti malamkuBegitu banyak harapan mimpi bunga padakuAku bakal berdiam diriDengarkan sepoi angin berasal dari dirinyaMenyongsong tajam sorot mata tuanyaAku tak boleh mati !Mendahului bungaItu pintanyaIbu - oleh D. Zamawi ImronKalau aku merantau lalu datang musim kemarauSumur-sumur kering, daun pun gugur bersama rerantingHanya mata air air matamu, ibu, yang tetap lancar mengalirBila aku merantauSedap kopyor susumu dan ronta kenakalankuDi hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduanLantaran hutangku padamu tak kuasa kubayarIbu adalah gua pertapaankuDan ibulah yang meletakkan aku di siniSaat bunga kembang menyemerbak bau sayangIbu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiAku mengangguk meskipun kurang mengertiBila kasihmu ibarat samuderaSempit lautan teduhTempatku mandi, mencuci lumut pada diriTempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauhLokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagikuKalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawanNamamu, ibu, yang kan kusebut paling dahuluLantaran aku tahuEngkau ibu dan aku anakmuLauk dari Nenek - oleh Sri Rohmatiah DjalilIbu tak tampak kala aku terjaga dari mimpi Hanya ada secarik kertas bertuliskan "Ibu ke rumah sakit, antenglah besama nenek" Uang koin di atasnyaNenek datang dengan sepiring nasi tampa lauk Hanya ada hiasan serbuk hitam Aku bertanya, ini apa? "Abon terasi," katanyaAku menutup hidung tak tahan dengan aroma Nenek berucap, "Makan saja, ibu tidak menitipkan uang" Aku pun mengambil uang koin yang telah beralih ke saku celanaNenek menutup tangan kecilku "Simpan untuk jajan!"Ibu - oleh Agnes ApriliaIbuku sayang... Sembilan bulan engkau mengandung Siang dan malam engkau menjaga dan merawatku Tanpa ada kata rasa lelahIbuku sayang... Engkau menjalani hari-hari bersamaku Mengajariku banyak hal yang tidak aku ketahuiKetika aku bertanya tentang apa yang tak kutahu Engkau menjawab dengan senyuman Dan menjelaskannya Dengan bahasa yang bisa aku pahamiIbuku sayang... Aku tidak bisa membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku Yang aku bisa hanya bisa mendoakanmu agar selalu sehat dan bahagia Aku mengucapkan terima kasih atas pengorbananmu Yang sungguh luar biasa iniIbuku sayang... Aku selalu mencintaimuIbu - oleh Miranda UtariBunga Mawar harum nan cantik Manis gulali meleleh lembut Pancaran matahari terbenam mempesona Pancaran aurora memanjakan mataSinar cahaya nebula yang menakjubkan Emas intan permata menyilaukan mata Wanita soleha dengan akhlak mulia Bidadari dunia dan surga Ibu... Ibu... Ibu... Ibu...Ibu - oleh Nova Budi AristinIbu, tangis malamku bagimu adalah lagu indahmu Keluh kesahku bagimu adalah cerita mesramu Kenakalanku bagimu adalah ujian untukmuIbu, Kerut dahimu adalah bukti kesabaranmu Hitam pelupuk matamu melambangkan keikhlasanmu Senyum bibirmu menggambarkan ketulusanmuIbu, Dalam nafasmu selalu ada aku Dalam benakmu engkau hadirkan selalu diriku Dalam hatimu terukir indah namakuIbu,Tahukah engkau aku di sini karenamu Aku bahagia karena jerih payahmu Aku berhasil karena sujud malammuIbu.. Engkau adalah guruku Engkau adalah sahabatku Engkau adalah cintaku Terima kasih Ibu Aku selalu menyayangimuIbu - oleh KHA Mustofa Bisri Gus MusKaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu Sekian lama Kaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa Kaulah bumi yang tergelar lembutbagiku melepas lelah dan nestapa gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam mata air yang tak berhenti mengalir membasahi dahagaku telaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonku Kaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalananku mencari jejak sorga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanatMu menyampaikan kasihsayangMu maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu Amin.Ibuku Dehulu - oleh Amir HamzahIbuku dehulu marah padaku diam ia tiada berkata akupun lalu merajuk pilu tiada peduli apa terjadimatanya terus mengawas daku walaupun bibirnya tiada bergerak mukanya masam menahan sedan hatinya pedih kerana lakukuTerus aku berkesal hati menurutkan setan, mengkacau-balau jurang celaka terpandang di muka kusongsong juga - biar cederaBangkit ibu dipegangnya aku dirangkumnya segera dikecupnya serta dahiku berapi pancaran neraka sejuk sentosa turun ke kalbuDemikian engkau; ibu, bapa, kekasih pula berpadu satu dalam dirimu mengawas daku dalam Sayang - oleh Nadilla SyahkinaEngkau selalu ada untukkuMenemaniku dalam suka dan dukaMenemani hari-hari ceriaku,Bunda,Engkau selalu membimbingkuMengajariku untuk berakhlak muliaDalam kesehariankuBunda,Engkau bagai malaikat bagikuEngkau juga sahabat bagikuKetulusan yang ada dalam dirimuMembuat aku bangga pada dirimuBunda,Aku selalu menyayangimuJasamu tak akan pernah bisa terbalas olehkuNamun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmuKesunyian Ibu - oleh Denza PerdanaDahinya adalah jejak sujud yang panjangPerjalanan waktu membekas di pelupuk matanyaDerai air mata di pipinya telah mengeringTanpa sisa, tanpa ada yang mendugaIa memilih jalan sunyi untuk bertanyaHiruk pikuk untuk tersenyum di beranda deritaMenjerit saat lelap berkuasaBerdoa bukan untuk dirinyaBuda dalam Cahaya - oleh RomadonaDia wanita bernama cahayaHatinya memancarTergurat dalam doa-doaTangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahayaDia berjalan dengan cintaDia berjalan menerjang lukaBahkan dia menempuh tanpaBatas rasaDia lah ibu dari segala cahayaIbu dari semua luka kamiIbu dari jejak yang terukirDalam tinta sejarahPergimu Tiada KembaliBila sepi malam seperti ini,Rinduku padamu mengusik akan senyumanmu,Yang meneduhkan, mendamaikan, dan menenangkan ini kan terobatiSeandainya engkau ada di ini akan terhapus,Jika engkau masih bersama hanya doaYang bisa engkau bahagia di alam Aku, IbuAkulah sang pengukir mimpiYang menghendaki pergi berasal dari sunyiYang hanyut oleh gelisahDan ditelan rasa bersalahIbu, kaulah mataharikuTerang dalam gelapkuKau tuntun aku di jalur berlikuYang penuh oleh batuUcapanmu bagaikan kamus hidupkuAku berteduh dalam naungan do'amuMemohon ampunan darimuKarena ridho Allah adalah ridhomuAku senang memilikimu IbuKarena engkau sinar hidupkuKaulah kunci berasal dari kesuksesankuIbu, maafkan akuSamudera Kasih BundaIbu selalu memberi, memberi, memberiSedari kita kecil hingga dewasasampai dia pun tutup usiaKasih sayangnya pancaran kasih sayang TuhanTulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas TuhanDia samudra amat dalam dan langit luas kehidupanDia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikanYang menjanjikan kedamaian dan hidup bahagiaDia benteng pelindung atas bencana menimpaMeski tubuhnya sendiri rentaIbulah cahaya-cahaya di kegelapanPandu penunjuk jalan lurusKarena hati dan cintanya yang tulusPengorbananmu, Buda, ikhlas sumbangsihmuTeladan bagi banyak hal yang bernama baikDengan akhlak dan cantikDari rahimmu kan lahir anak-anak salih-salihahDi telapak kakimu tergelar surgaKarena selalu kau jaga langkahnyaDi hadapan ibu yang muliaTerkaparlah anak-anak durhakaIalah mereka yang mengingkari dan mengkhianatiTulus mendalam kasih sayangmuYang lalai dan lupa karena tipu daya duniaMaka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbuJika kami pernah bersalah, berdosaSeringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmuAdapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlahUntuk putra-putri yang mendambakanmuSebelum kami berangkat mengayun langkahMembuka lahan-lahan AkuKu duduk berdiam diriWanita yang mulai renta ku pandangiWanita yang selama ini mengasihiSerta merawatku sepenuh hatiSeorang wanita yang tak kenal mengeluhYang tak peduli dipelipisnya berjuta peluhYang bekerja keras tak kenal waktuHanya demi kesuksesankuTapi pantaskah aku?Masih dicintainyaMasih disayanginyaMasih menjadi kebanggaannyaAku hanyalah anak tak tau diriYang hanya tidur dan pergi setiap hariYang membentaknya kala dinasihatiYang manja dan mementingkan diri sendiriPantaskah aku, ibu?Mendapat kasih sayangmuMendapat cinta tulusmuMemanggilmu seorang ibuAku marah,Aku benci,Pada diri sendiriMengapa baru ku sadari?Aku mengecewakannyaAku beban hidupnyaAku berdosa padanyaPantaskah aku,Mendapat surgamu ibu?Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..Untuk berjuang di dalam pertempuran..Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..Doakanlah sehingga aku berhasil..Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..Merebut kemenangan di mana pun adanya..Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..Biar kucari jalanku sendiri..Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..Biar kuutarakan pikiranku..Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..Memahat tempatku, menjahit kainku..Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..Aku mencintaimu, di selama IbuDengan berselimut kesendirianKuterbangun menatap langit langit kamarkuTerlintas di benak sosok engkauYang selalu menemaniku menjemput pagiYang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahariYang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintangDan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjangSemua itu kini tak dapat lagi kurasakanKarena saat ini ku jauh darimuMeskipun sebenarnya ku tak bisaNamun ku yakin semua itu akan berakhirIbu...Aku rindu dengan senyummuAku rindu dengan kasih sayangmuAku rindu dengan belai lembutmuAku rindu akan pelukmuKu ingin kau tahu ituIbu....Kau selalu adaDi setiap hembusan nafaskuDi setiap langkah kakikuDi setiap apa yang ku gapaiKarena kau begitu berarti dalam hidupkuCerita KecilkuAndai sementara ku putar kembaliIngatkah engkau bakal masa-masa lebih dari satu th. lalu?Saat saya tetap dipangkuanmuSaat saya tetap di dalam timanganmuKau suapi ku makan karena ku tak dapat melakukannya sendiriKau tuntun saya karena ku belum dapat berjalan sendiriTerjatuh ku berulang dan menangisDengan penuh kasih sayang,kau usap air mata ku dan kau buat ku tersenyum kembaliApakah kau tetap mengingatnya bu?Aku rindu masa-masa indah ku duluAkankah ku dapat merasakannya kembali?Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu Simak Video "Cara Desy Ratnasari Rayakan Hari Ibu Bersama Putrinya" [GambasVideo 20detik] urw/hsr