Penjelasan Lengkap: jelaskan langkah langkah penulisan karya ilmiah. – Carilah topik yang akan dibahas. – Lakukan riset tentang topik yang akan dibahas. – Mulailah membuat tulisan dengan membuat garis besar tentang karya ilmiah. – Mulailah menulis bab pendahuluan.
Penulis mengembangkan kerangka paragraf menjadi suatu paragraf yang utuh dengan menggunakan kalimat yang padu dan juga logis. Tahap yang terakhir adalah pemberian judul. Bagi mahasiswa yang sedang menulis karya ilmiah dan bingung bagaimana menuliskan latar belakang yang persuasif bisa membaca buku karya Hafiz Gunawan. Contoh Teks Deskrisi 1.
1. Rendahnya kemampuan menulis deskripsi. 2. Kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis. 3. Sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya. 4. Siswa belum mampu dalam menuangkan ide/gagasan dengan baik. 5.
Umum diketahui, bahwa banyak obat-obatan tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Obat tradisional umumnya lebih aman karena bersifat alami dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obat buatan pabrik. Itulah sebabnya sebagian orang lebih senang mengkonsumsi obat-obat tradisional.
Biasanya di bagian akhir abstrak, akan ditulis berbagai kata kunci yang ada di dalam abstrak tersebut atau yang juga biasa disebut keywords. Jika dijabarkan secara lebih terperinci, abstrak merupakan penyajian singkat dari keseluruhan artikel yang merupakan bagian artikel kedua yang paling banyak dibaca setelah judul di dalam struktur artikel
Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti. 2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian.
SWOT terdiri dari strength, weakness, opportunity, dan threat. Dalam analisis yang dicantumkan di dalam contoh proposal usaha tersebut Anda menjabarkan kekuatan dan kekurangan dari kondisi bisnis Anda saat ini. Selanjutnya, di bagian opportunity, hal tersebut bisa Anda isi dengan berbagai macam kesempatan yang bisa Anda raih di masa
Mempelajari Tahap Tahapan Dalam Proses Penelitian dengan Penjelasan Terlengkap. Sesuai dengan ciri-ciri dari penelitian yaitu analitis, bahwa penelitian yang dilakukan harus dapat dibuktikan dan diuraikan dengan menggunakan metode ilmiah dan harus ada sebab akibat antara variabel-variabelnya. Baca : Pengertian, Ciri-Ciri dan Jenis Penelitian.
jwwc3RT. Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Paragraf Deskripsi? Mungkin anda pernah mendengar kata Paragraf Deskripsi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri, jenis, struktur, langkah, pengembangan dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi ialah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud. Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang bermakna menulis tentang sesuatu’ atau membeberkan sesuatu hal’.Kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian,yang berasal dari kata peri-memerikan yang berarti melukiskan sesuatu hal’. Dekripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang berhubungan dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan, di dalam menulis deskripsi pendapat si penulis tidak boleh dicantumkan Wibowo, 2010. Dalam penulisan deskripsi penulis berusaha memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca. Untuk itu ia menyampaikan keadaan dan semua perincian yang dapat ditemukannya pada objek sebagaimana adanya. Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan sendiri hal tersebut. Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tujuannya adalah untuk memungkinkan terciptanya imajinasi, kesan, atau pengaruh pada pembaca, seolah-olah mereka melihat, mendengar, dan mencium sendiri objek tadi secara langsung oleh penulis. Sebaliknya ada juga deskripsi yang tidak menimbulkan imajinasi pada pembaca. Umpamanya lukisan tentang bagian-bagian dari sebuah mesin. Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi Berikut ini terdapat beberapa ciri ciri dari paragraf deskripsi, yakni sebagai berikut Menjelaskan suatu benda, seperti lokasi ataupun kondisi spesifik Menyertakan fungsi panca indera dalam prosedur deskripsi Menyertakan ciri materi dan sifat benda tersebut, seperti warna, skala, bagian dan sifat spesifik Menyimpan banyak kata perilaku Diuraikan secara detail Saat dibaca, pendengar seakan-akan dapat memandang secara terbuka benda yang dibicarakan Jenis-Jenis Paragraf Deskripsi Berikut ini terdapat 3 jenis jenis dari paragraf deskripsi, yakni sebagai berikut 1. Paragraf Deskripsi Spasial Paragraf Deskripsi Spasial ialah paragraf deskripsi yang menjelaskan suatu bidang ataupun lokasi. Benda yang berbentuk bidang ataupun lokasi tersebut diuraikan sebanding dengan ciri khususnya sehingga pendengar bisa dengan mudah mencitrakannya. Contoh Paragraf Deskripsi Spasial Bidang yang berbentuk 7m x 7m tersebut tampak tidak memadai untuk diduduki. Tidak terdapat tembok, hanya terdapat tenunan bambu untuk menolak angin yang menembus ke tulang. Tidak terdapat sekat, hanya terdapat sebuah kasur berbentuk single di sudut depan. Diperoleh kompor dan alat untuk memasak lainnya di sudut belakang, berdekatan dengan pintu yang menghadap ke kamar mandi. Lemari yang telah tidak kuat lagi memepet ke tembok dan di isi penuh dengan pakaian. Sejadah, mukena dan Al-Quran ditempatkan berbaris di atas lemari. Karpet dilebarkan di sekeliling kasur dengan satu meja kecil di samping kasur tersebut. Buku-buku tersusun rapi di atas meja. Tempat tinggal bapak Dosen dan ibu Dosen ini menunjukkan sebuah kesahajaan dalam hidupnya. 2. Paragraf Deskripsi Subjektif Paragraf Deskripsi Subjektif ialah paragraf deskripsi yang ditata menurut ideologi penulis. Seluruh keadaan yang dituliskan dalam paragraf tersebut sebagai pengaruh pendangan pribadi penulis. Walaupun pengaruh pendangan penulis, namun paragraf tersebut tengah dihadapi supaya pendengar seakan-akan dapat memandang apa yang diungkapkan oleh penulis. Contoh Paragraf Deskripsi Subjektif Pak Dosen merupakan dosen paling tegas dikampusku. Selain itu, beliau merupakan dosen yang sangat segan oleh nyaris semua mahasiswa di kampus tersebut. Beliau membimbing pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Beliau mempunyai tinggi sekitar 170 cm dengan berat badan sekitar 65 kg. Pak dosen berkulit sawo matang dan berambut hitam keriting. Dimanapun beliau pergi kerap membawa buku di tangan kanannya. Beliau kerap membimbing mata kuliah Bahasa Indonesia dengan sabar sampai semua paham. Keadaan tersebut ditunjukkan dengan pada umumnya nilai ujian Bahasa Indonesia dikampusku menempati posisi pertama tingkat kabupaten. 3. Paragraf Deskripsi Objektif Paragraf Deskripsi Objektif ialah paragraf deskripsi yang memvisualisasikan kondisi suatu benda yang benar-benar dengan keadaan kenyataannya tanpa akibat oleh pendangan si penulis. Struktur Teks Deskripsi Sama seperti teks lainnya, teks deskripsi memiliki struktur untuk melengkapi isi dari sebuah teks. Struktur teks deskripsi adalah struktur teks yang meliputi identifikasi,klasifikasi,dan deskripsi bagian. Identifikasi Berisi ciri penentu atau penetap identitas seseorang,benda,atau sebagainya. Klasifikasi Berisi penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Deskripsi bagianbagian teks yang berisi tentang gambaran-gambaran bagian di dalam teks tersebut. Adapun langkah-langkah dalam menyusun karangan deskripsi adalah sebagai berikut Menentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Menentukan tujuan Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik menyusun kerangka karangan Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan Memeriksa diksi, sudah tepat atau belum Sistematika pendeskripsian, sudah runtut atau meloncat-loncat Bagian yang di deskripsikan, sudah lengkap atau belum Rangkaian kalimat dan gaya bahasa, sudah jelas dan hidup atau belum Koherensi antar kata dan antar kalimat Wibowo, 2010. Pengembangan Pola Paragraf Deskripsi Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai pola. Diantara pengembangan pola itu adalah pada pengembangan paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi dapat dibedakan atas empat macam, yaitu Deskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya, dan tidak disertai dengan opini penulis Deskripsi subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam ; penggambaran objeknya disertai dengan opini penulis eskripsi spesial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail khususnya ruangan, benda,atau tempat Deskripsi waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita tersebut Jujur, 2010. Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca. Pola spasial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Dengan teratur, penulis menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Deskripsi mengenai sebuah kamar dapat dilakukan dari luas bidang tembok, penggambaran terhadap suasana di dalamnya dapat dilakukan mulai dari detak jam dinding, dan sebagainya. Contoh Paragraf Deskripsi Berikut ini adalah beberapa contoh paragraf deskripsi yaitu 1. Contoh paragraf deskripsi spasial Malam gelap gulita dihulu sungai ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada ketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendahsyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimba alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya. Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan mengasihi, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya. Sesekali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api, tetapi dalam sekejap mata hilanglah cahaya yang berani menyeburkan dirinya ketengah peperengan itu, dimusnahkan oleh musuh lamanya”raja gulita” Wibowo, 2010 Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaanya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskanya dari berbagai sudut pandang . Semakin rinci pelukisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Apabila objeknya yang dilukiskan adalah seseorang, maka perincianya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohaniyah meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu hal, dan sebagainya. 2. Contoh paragraf deskripsi objektif Disudut dekat pintu duduk seorang laki-laki, Syahbudin. Pakaiannya,celana pendek dan baju kaos yang telah koyak,melukiskan kemiskinan dan kemelaratan yang sehari-hari dadanya yang bidang dan berisi,dan lengannya yang kukuh, penuh urat dan tidak tertutup baju kaosnya dapat terlihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya. Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh dengan ranjau dan duri Wibowo, 2010. Demikian Penjelasan Materi Tentang Paragraf Deskripsi Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, Langkah, Pengembangan dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
7 Contoh Kerangka Karangan – Pengertian, Fungsi, Manfaat, Kriteria, Bentuk, Pola, Langkah & Syarat – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Kerangka Karangan yang dimana dalam hal ini meliputi contoh, pengertian, fungsi, manfaat, kriteria, bentuk, pola langkah dan syarat, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini. Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci. Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan “Abstrak Karya Ilmiah ” Pengertian & Ciri – Hal Yang Diperhatikan – Contoh Fungsi Kerangka Karangan Berikut ini terdapat beberapa fungsi kerangka karangan, terdiri atas Memudahkan pengendalian variabel, Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis, Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh, Mencegah ketidaklengkapkan bahasan, Mencegah pengulangan pembahasaan ide Manfaat Kerangka Karangan Mengapa metode ini sangat dianjurkan kepada para penulis, terutama kepada mereka yang baru mulai menulis? Karena metode ini akan membantu setiap penulis untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan. Atau secara terperinci dapat dikatakan bahwa outlie atau kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut Untuk menyusun karangan secara teratur Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan- gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan- gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya. Dengan kata lain, apakah tesis atau pengungkapan maksud sudah diperinci secara maksimal dan urutannya sudah disusun dalam pola teratur atau tidak. Demikian seterusnya, apakah setiap gagasan bawahan sudah diperinci pula secara maksimal dan telah diurutkan pula dengan baik. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda. kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai kilrnaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus-menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sedemikian sehingga iercipta klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai dengan kebutuhan tiap bagian, dan karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu. Karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan misalnya bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu lain, sedangkan pada bagian kemudian bertentangan dengan terdahulu. Hal ini tidak dapat diterima, bahwa dalam satu karangan yang ssama terdapat pendapat yang bertentangan satu sama lain. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dan satu kali hanya membuangwaktu, tenagadan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penuiis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi harus diuraikan, sedangkan bagian yang lain cukup dengan menunjuk kembali kepada bagian yang fain tadi lihat selanjutnya Catatan Kaki. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu Dengan mernpergunakan perincian-perincian dalam kerangka karangan penuiis dengan mudah akan mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta-fakta yang telah dikumpulkan akan dipergunakan untuk bagian-bagian mana dari karangannya itu. Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkannya kembali kepada kerangka karangan yang hakikatnya sama dengan apa yang telah dibuai pengarangnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianaiisa, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas- lepas. Dengan demikian tesis/pengungkapan maksud = kerangka karangan = karangan -ringkasan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan Karya Tulis Ilmiah Kriteria Karangka Karangan Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan kriteria berikut Menggunakan bentuk kerangka standar, Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak mengombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka karangan, Menggunakan pnomoran secara konsistenangka desimal, angka romawi, kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab , Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten, Setiap subbab diberi nomor secara konsisten, Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten, Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten, Penomoran tidak melebihi empat angkadigit, dan Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi. Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan Berikut ini terdapat beberapa bentuk-bentuk kerangka karangan, terdiri atas 1. Berdasarkan Perumusan Teksnya Terdiri atas Kerangka kalimat Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif berita yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik. Manfaat kerangka kaimat meliputi Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan diuraikan, serta perincian-rincian tentang topik itu. Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru digarap bertahun-tahu kemudian. Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun, seperti bagi pengarangnya sendiri. Kerangka topik Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama. Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan Membaca Ekstensif adalah 2. Berdasarkan Bentuk Karangan Terdiri atas Karangan Deskripsi Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk karangan, misalnya novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan yang menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau corak yang melukiskan perasaan. Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan suasana mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan melalui ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus berdasar pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang harus diawali dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa kalimat atau frasa. Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan perilaku, sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis dan logis. Karangan Narasi Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta atau fiksi. Karangan Eksposisi Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau pemahaman kepada pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai, petunjuk penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada perincian yang khusus dan cermat, penalaran, dan penggunaan contoh. Karangan Argumentasi Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk menunjang kalimat topik dengan memberikan penjelasan dan fakta yang tepat. Karangan Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. 3. Berdasarkan Rinciannya Terdiri atas Kerangka Karangan Sementara Kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar untuk penelitiaan kembali guna mengadakan perombakan-perombakan yang dianggap perlu. Karena kerangka karangan ini bersifat sementara, maka tidak perlu disusun secara terperinci. Tetapi karena ia juga merupakan sebuah kerangka karangan maka ia harus memungkinkan pengarangnya untuk menggarap persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunan-penyusunan kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau bagian-bagian tanpa memepersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya, atau bagaimana susunan bagian-bagiannya. Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan prosedur. Mula-mula penulis merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud utama dari karangan itu. Kemudian dibawah tesis itu dibuat perinciaan berupa pencatatan semua hal yang mungkin dijadikan pokok-pokok utama atau pokok-pokok tambahan bagi tesis tadi. Pokok-pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain atua mempunyain hubungan logis di hubung-hubungkan dengan tanda panah, atau pokok yang tidak mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok yang diterima sebagai perinciaan dari tesis lalu diurutkan sesuai dengan pola susunan yang dipilih, dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola susunan. Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang tidak kompleks atau karena penulis segera menggarap karangan itu. Kerangka Karangan Formal Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbanga bahwa topik yang akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya. Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur yang sama seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat, kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian bawahan sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk menguraikan persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka formal. Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan Pengertian Catatan Kaki Menurut Ahli Penulis Buku Pola Penyusunan Kerangka Karangan Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur biasanya digunakan beberapa tipe susunan, terdiri atas 1. Pola Alamiah Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu Urutan waktu atau urutan kronologis Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca. Contohnya Topik riwayat hidup seorang penulis asal usul penulis pendidikan si penulis kondisi kehidupan penulis keinginan penulis karir penulis Urutan ruang sposial Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif . Contohnya Topik hutan yang sering mengalami kebakaran Di daerah Kalimantan Di daerah Sulawesi Di daerah Sumatra Topik yang ada Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu. 2. Pola Logis Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis. Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah Urutan klimaks dan anti klimaks Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh Topik turunnya Suharto Keresahan masyarakat Merajalela nya praktek KKN Keresahan masyarakat Kerusuhan social Tuntutan reformasi menggema Urutan kausal Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya. Contoh Topik krisis moneter melanda tanah air Tingginya harga bahan pangan Penyebab krisis moneter Dampak terjadi krisis moneter Solusi pemecahan masalah krisis moneter Urutan pemisahan masalah Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut. Contoh Topik virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya Apa itu virusH1N1 Bahaya virus H1N1 Cara penanggulangannya Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan Fiksi adalah Urutan umum-khusus Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh umum, lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci khusus. Contoh Topik pengaruh internet Para pangguna internet Anak-anak Remaja Dewasa Manfaat internet Media informasi Bisnis Jaringan social Urutan familitas Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal-hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi. Urutan akseptabilitas Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan Berikut ini terdapat beberapa langkah-langkah menyusun kerangka karangan, terdiri atas 1. Menentukan tema dan judul Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal penunjuk singkat isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh. Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita. Judul Ada dua cara pembatasan topik ? judul karangan. masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”. Syarat judul yang baik harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut. judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan. harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang. tidak provokatif. Judul karangan sedapat-dapatnya singkat dan padat, B. menarik perhatian, serta C. menggambarkan garis besar inti pembahasan. Contoh Upaya menurunkan risiko bahaya letusan gunung Penanggulangan krisis air di Jakarta Tujuan perlu dirumuskan dengan gamblang agar jelas apa yang akan dicapai oleh tulisan ini. Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional Menanggulangi Mengurangi Menemukan Meningkatkan Mengoptimalkan Mengevaluasi Mengendalikan 2. Mengumpulkan bahan Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu biasanya yang menarik penulis dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya. Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan Kosakata adalah Menyeleksi Bahasa Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya Catat hal penting semampunya. Jadikan membaca sebagai kebutuhan. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. Membuat Kerangka Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangkakarangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Mengembangkan Kerangka Karangan Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan. Tahapan dalam menyusun kerangka karangan Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul Mengatur urutan gagasan. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap Merangka karangan yang baik adalahkerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. karangan tidak mengalir. Syarat Kerangka Karangan yang Baik Berikut ini terdapat beberapa syarat kerangka karangan yang baik, terdiri atas Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan masksud. Tiap unit hanya mengandung satu satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas. Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu. Contoh Kerangka Karangan Berikut ini terdapat beberapa contoh kerangka karangan, terdiri atas Kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab. Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan I. Pendahuluaan II. Potensi Akademik Mahasiswa Potensi Kecerdasan Keahlian Bidang Studi Tenaga Kerja Intelektual III. Paradigma Kewirausahaan Potensi Kewirausahaan Sumber Kreativitas Baru Budaya Kewirausahaan IV. Strategi Berwirausahaan A. Strtegi Awal Konsep Modal Produk Pasar B. Evaluasi Perencanaan dan pengembangan C. Perencanaan Awal, D. Pengembangan Semester Pertama E. Evaluasi dan Pengembangan Semester Kedua F. Evaluasi, Perencanaan dan Pengembangan Tahun Kedua Kerangka Sistem Lekuk dengan Angka desimal Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan Pendahuluan Potensi Akademik Mahasiswa Potensi Kecerdasan Keahlian Bidang Studi Tenaga Kerja Intelektual Paradigma Kewirausahaan Potensi Kewirausahaan Sumber Kreatif Baru Budaya Kewirausahaan Strategi Berwirausaha Strategi Awal Konsep Modal Produk Pasar Evaluasi Strategi Awal, Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua Kesimpulan Kerangka Sistem Lurus dengan Angka Romawi dan Desimal BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian Pembatasan Masalah Manfaat Pnelitian BAB II KERANGKA TEORI Deskripsi Teori, Deskripsi teoetik variabel pertama definisi, gambaran, konsep Deskripsi teoritik variabel kedua definisi, gambaran, konsep Kerangka berfikir Rumusan Hipotesis BAB III METODE PENELIIAN Metode penelitian Populasi dan sampel Variabel Instrumen Prosedur Pengukuran Teknik Analisis BAB IV HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Pengujian data Hasil penguji BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan interpretasi atas hasil penelitian Saran Kerangka Karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif BAB I Pendahuluan BAB II Teori Acuan BAB III Metodologi Penelitian BAB IV Hasil Penelitian BAB V Pembahasan BAB VI Kesimpulan, Implikasi saran Kerangka karangan dengan kombinasi romawi desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif, contoh model kajian teoritik BAB I Pendahuluan Latar belakang Masalah Tujuan Manfaat BAB II Kajian Pustaka Deskripsi teori Analisis Sintetis BAB III HASIL PENELITIAN Interpretasi Implikasi BAB IV KESIMPULAN Tindak lanjut Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif, untuk penulisan artikel Pola penilaian Sari tema – kekuatan – kelemahan – intregitas I Sari tema II Deskripsi umum III Kekuatan / keunggulan pertama IV Kekuatan / keunggulan kedua V Kelemahan pertama dan solusi VI Kelemahan kedua dan solusi VII Intregitas induktif Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian kualitatif untuk penulisan makalah I PENDAHULUAN Latar belakang dan masalah Pentingnya pembahasan masalah Sudut pandang dan pendekatan Pembatasan masalah II PEMBAHASAN Masalah yang dihadapi Cara pemecahan masalah Dukungan Hambatan III PENUTUP Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi Pekalongan STAINPekalongan Press. Keraf, Gorys komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa. jakarta Nusa indah. Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Widjono. 2005. bahasa indonesia. jakarta PT Grasindo. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Bahasa Indonesia Non Kependidikan. Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Demikianlah pembahasan mengenai 7 Contoh Kerangka Karangan – Pengertian, Fungsi, Manfaat, Kriteria, Bentuk, Pola, Langkah & Syarat semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
6 contoh kerangka karangan ilmiah sederhana dan cara menyusunnya – Kerangka suatu karangan ilmiah ibarat pondasi bagi sebuah bangunan. Jika kerangka karangan ilmiah tidak kuat, isi karya ilmiah pun menjadi kurang berbobot bahkan bisa berdampak pada hasil akhir tulisan. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah dan Cara MenyusunnyaDaftar IsiContoh Kerangka Karangan Ilmiah dan Cara MenyusunnyaPentingnya Membuat Kerangka Karangan IlmiahUnsur Kerangka Karangan IlmiahCara Menyusun Kerangka Karangan IlmiahCara Membuat Kerangka Karangan yang Baik dan BenarContoh Kerangka Karangan Ilmiah Daftar Isi Contoh Kerangka Karangan Ilmiah dan Cara Menyusunnya Pentingnya Membuat Kerangka Karangan Ilmiah Unsur Kerangka Karangan Ilmiah Cara Menyusun Kerangka Karangan Ilmiah Cara Membuat Kerangka Karangan yang Baik dan Benar Contoh Kerangka Karangan Ilmiah dtbosse Banyak yang beranggapan bahwa ketika menulis suatu karangan ilmiah, yang paling penting adalah ide, referensi, serta cara pengolahan data. Padahal, untuk menyajikan data-data yang sudah didapatkan dan menyampaikannya pada pembaca perlu cara yang efektif. Jika kamu langsung menuliskan hasil penelitian tanpa menggunakan kerangka, besar kemungkinan ada pembahasan yang terlewatkan. Lain halnya jika kamu sudah membuat kerangka karangan ilmiah untuk mengantisipasi lupa dalam menyampaikan hasil. Kerangkan karangan ilmiah secara tidak langsung menunjukkan bahwa setiap bagian memiliki kaitan dengan bagian lainnya. Kerangka tersebut bisa membuat hasil karanganmu padu dan tidak keluar dari tema. Sebenarnya, kerangka karangan tidak bisa diterapkan secara kaku. Bahkan ada yang membebaskan penulisnya untuk membuat kerangka tersendiri. Namun, untuk kerangka karangan ilmiah, ada batasan-batasan yang perlu diikuti oleh penulis. Ingin tahu cara membuat kerangka karangan ilmiah? Simak artikel berikut untuk mendapatkan informasi terkait cara menyusun kerangka karangan ilmiah secara sederhana dan contoh-contohnya. Pentingnya Membuat Kerangka Karangan Ilmiah Anggapan bahwa membuat kerangka karangan ilmiah hanya memperlama waktu penulisan tentu tidak tepat. Justru ada banyak manfaat yang akan kamu dapatkan jika menulis karangan ilmiah menggunakan kerangka, yaitu Memudahkan melihat pokok bahasan dan sub bahasan karangan ilmiah Memudahkan perluasan pokok bahasan setiap topik Mencegah pembahasan topik terlalu jauh dan keluar dari pokok bahasan Memudahkan penulis melihat bagian yang sudah lengkap atau masih perlu dilengkapi Mencegah pengulangan pembahasan Membuat karangan ilmiah menjadi teratur Unsur Kerangka Karangan Ilmiah Ketika kamu menulis suatu kerangka karangan ilmiah, perhatikan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Judul Abstrak Kata Pengantar Daftar isi Daftar tabel Daftar gambar Uraian bab Kesimpulan Saran Bibliografi Apendiks Indeks Tanggal penerbitan Penerbit Daftar riwayat hidup Sebagai tambahan informasi, unsur kerangka karangan ilmiah berikut di atas dimodifikasi sesuai kebutuhan, baik ditambahkan komponen lain maupun dihilangkan. Misalnya saja kerangka penulisan karangan ilmiah paper akan lebih sederhana jika dibandingkan karangan ilmiah skripsi. Cara Menyusun Kerangka Karangan Ilmiah Setelah memahami unsur kerangka karangan ilmiah di atas, kini saatnya kamu mencari tahu cara menyusun kerangka karangan ilmiah. Menentukan judul karangan ilmiah Judul suatu karya tulis merupakan gambaran singkat inti tulisan. Sebaiknya judul karangan ilmiah tidak terlalu panjang tetapi juga tidak terlalu pendek. Membuat abstrak atau ringkasan Bagian abstrak memuat uraian singkat pada pembaca terkait semua hal yang dibahas pada karangan ilmiah. Biasanya abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Menulis kata pengantar Bagian kata pengantar akan membawa pembaca lebih siap memahami tulisan yang lain. Berikan gambaran umum masalah yang akan kamu bahas dan latar belakang penulisan karangan ilmiah secara umum. Kata pengantar juga bisa memuat ucapan terima kasih dari penulis pada para pihak yang sudah membantu penyelesaian karta. Membuat daftar isi Daftar isi suatu karangan ilmiah berisi bagian pokok tulisan, bab yang ada di dalamnya, dan bagian penting lainnya. Dengan membaca daftar isi, pembaca bisa menebak hal-hal yang akan dibahas pada karangan tersebut. Membuat daftar tabel Pembuatan tabel pada suatu karya ilmiah tidak bersifat wajib. Namun, untuk memudahkan pembaca menelusuri tabel yang disajikan, kamu bisa membuat halaman daftar tabel yang berisi nomor, nama, dan keterangan tabel. Membuat daftar gambar Jika pada karangan ilmiah yang kamu buat terdapat beberapa gambar, cantumkan penjelasan gambar tersebut pada bagian daftar gambar’. Tuliskan penomoran gambat secara urut, judul setiap gambar, dan nomor halaman tempat gambar tersebut berada. Uraian bab Karangan ilmiah yang kamu buat pastinya terdiri dari beberapa bab. Dengan membagi bab tersebut, kamu bisa mencantumkan hal-hal yang perlu ditulis pada suatu bagian agar tidak tumpang tindih dengan bagian yang lainnya. Uraikan secara rinci hal-hal yang akan kamu bahas. Kesimpulan Buatlah kerangka kesimpulan dengan melihat pembuktian dan uraian lainnya yang sudah kamu tulis. Jika pada karya ilmiahmu terdapat hipotesis, bagian kesimpulan perlu dibuat relevan dengan hipotesis dan diberi bukti. Hindari membuat kesimpulan dari hal yang tidak dibahas pada karangan ilmiah. Bibliografi Cantumkan sumber-sumber pustaka yang kamu gunakan untuk menulis karangan ilmiah. Jika referensi yang kamu gunakan cukup banyak, lakukan pembagian berdasarkan kategori sumber, nama penulis, atau klasifikasi lainnya. Apendiks Apendiks memungkinkan pembaca untuk memahami seluruh karangan ilmiah yang kamu buat tanpa membuat karangan tersebut terlalu tebal. Indeks Indeks memuat petunjuk yang berupa nama dan pokok masalah yang dinilai penting. Indeks disusun sesuai abjad. Daftar riwayat hidup Riwayat hidup atau curriculum vitae merupakan keterangan tambahan tentang diri penulis. Pada bagian tersebut, dapat dicantumkan nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan daftar prestasi serta karya tulis jika ada. Jangan lupa untuk mengumpulkan bahan-bahan dan referensi pendukung penulisan. Kamu bisa menggunakan buku, jurnal, hasil penelitian, laporan, dan sumber lainnya yang relevan. Cara Membuat Kerangka Karangan yang Baik dan Benar Dalam membuat kerangka karangan, ada beberapa teknik yang perlu diterapkan oleh penulis, seperti Pemilihan topik karangan harus jelas Setiap unit mempunyai satu gagasan dan jika ada gagasan lain yang ingin disampaikan, maka dirinci pada bagian berbeda Penyusunan pokok kerangka karangan harus logis, sehingga bisa didapatkan gambaran secara jelas Gunakan simbol yang konsisten agar tidak membingungkan Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Berikut ini adalah contoh-contoh kerangka karangan ilmiah yang akan membantumu dalam menyusun suatu karya. Tentunya kerangkan ini bisa kamu modifikasi sesuai kebutuhan dan sesuai jenis karya tulis. 1. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Tesis Halaman judulHalaman tanda tanganAbstrakKata PengantarDaftar isiDaftar TabelPendahuluan Dasar TeoriPembahasanKesimpulanDaftar pustakaLampiran 2. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Esai Esai merupakan tulisan yang membahas suatu topik dan terdiri dari lebih dari satu paragraf. Pada esai terdapat beberapa subtopik yang terdiri dari paragraf-paragraf. Susunan paragraf esai meliputi paragraf pendahuluan, paragraf pengembang, dan paragraf penyimpul. Paragraf pendahuluan Pernyataan umum Pernyataan tesis Paragraf pengembang I Pendukung Pendukung Kalimat kesimpulan Paragraf pengembang II Pendukung Pendukung Kalimat kesimpulan Paragraf pengembang III Pendukung Pendukung Kalimat kesimpulan Paragraf penyimpul berisi ringkasan esai secara keseluruhan dalam bentuk yang singkat 3. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Makalah Bagian awalHalaman sampulDaftar isi Bagian intiPendahuluanLatar belakang penulisan makalahMasalah yang dibahasTujuan penulisan makalahPembahasanPenutup Bagian akhir Daftar rujukan Lampiran jika ada 4. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Artikel Hasil Penelitian Judul artikelNama penulis Abstrak dan kata kunciPendahuluanMetode penelitianHasilPembahasanSimpulan dan saranDaftar pustaka 5. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Skripsi Penelitian Kuantitatif Halaman sampulLembar pengesahanAbstrakKata pengantarDaftar isiDaftar tabelDaftar lampiranPendahuluanLatar belakang masalahRumusan masalahTujuan penelitianHipotesisKeterbatasan penelitianManfaat penelitian Definisi istilahKajian pustaka atau dasar teoriMetodologi penelitianRancangan penelitianPopulasi dan sampelInstrumen penelitianPengembangan instrumenUji coba instrumenAnalisis butir instrumenValiditas instrumenReliabilitas instrumenTeknik pengumpulan dataTeknik analisis dataUji hipotesisHasil dan pembahasanHasil penelitianPembahasanPenutupSimpulanSaranDaftar pustakaLampiran 6. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah Skripsi Penelitian Kualitatif Halaman sampul Lembar pengesahan Abstrak Kata pengantar Daftar isi Daftar tabel Daftar lampiran Pendahuluan Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan penelitian Keterbatasan penelitian Manfaat penelitian Definisi istilah Kajian pustaka atau dasar teori Metodologi penelitian Rancangan penelitian Subjek penelitian Jenis data dan sumber data Instrumen penelitian Pengembangan instrumen Verifikasi kecocokan data instrumen Teknik pengumpulan data Teknik analisis data Hasil dan pembahasan Hasil penelitian Pembahasan Penutup Simpulan Saran Daftar pustaka Lampiran Demikian informasi 6 contoh kerangka karangan ilmiah sederhana dan cara menyusunnya yang perlu kamu ketahui. Setelah memahami kerangka karangan ilmiah beserta cara membuatnya, kamu bisa menerapkan prinsip pembuatan kerangka karya ilmiah pada tulisanmu. Mungkin kamu akan mengalami kesulitan ketika pertama membuat kerangka karangan. Namun, jika sudah terbiasa penulisan kerangka karangan tersebut akan semakin mudah. Kamu pun akan terbantu dalam menulis karangan ilmiah. Semoga bermanfaat. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta